![]() |
Asupan
nutrisi anak sangat memengaruhi kesehatannya. Jika orangtua tidak bisa memenuhi
kebutuhan gizi anak dengan baik, akan ada banyak masalah kesehatan yang bisa
terjadi. Salah satu masalah gizi yang cukup parah di Indonesia adalah kurangnya
asupan protein dan kalori pada balita yang menyebabkan beberapa masalah
kesehatan balita yang puncaknya pada gizi buruk. Beberapa diantaranya adalah:
Marasmus
Marasmus
adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya asupan
energi harian. Padahal seharusnya, penting untuk mencukupi kebutuhan energi
setiap harinya guna mendukung semua fungsi organ, sel, serta jaringan tubuh.
Mulai
dari anak-anak hingga orang dewasa sebenarnya bisa mengalami marasmus. Namun,
kondisi ini paling sering dialami oleh usia anak-anak yang biasanya terjadi di
negara-negara berkembang.
Bahkan
menurut data dari UNICEF, kekurangan asupan zat gizi merupakan salah satu
dalang penyebab kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Kasus ini bisa
memakan korban hingga mencapai angka sekitar 3 juta setiap tahunnya.
Apa
saja gejala marasmus?
Gejala
utama yang terjadi ketika seorang anak mengalami marasmus yakni penurunan berat
badan drastis. Jika diperhatikan, anak dengan marasmus telah kehilangan banyak
jaringan lemak subkutan di bawah kulit dan massa otot pada tubuh.
Akibatnya,
indeks massa tubuh (IMT) balita merosot tajam hingga tergolong sangat rendah
yang membuatnya mengalami gizi buruk. Kondisi
ini tak bisa disepelekan karena marasmus pada anak bisa mengakibatkan
terhambatnya perkembangan fisik dan mental, alias gagal untuk tumbuh dengan
normal.
Seorang
anak yang mengalami marasmus bisa merasa sangat lapar, bahkan sampai mengisap
tangan seolah sedang mencari sesuatu untuk dimakan.
Sementara
di sisi lain, anak dengan marasmus bisa sampai mengalami anoreksia nervosa
sehingga membuat tubuhnya tampak sangat kurus.
Hal
ini dikarenakan anak tersebut tidak bisa makan atau menolak untuk makan.
Seiring berjalannya waktu, jaringan lemak pada tubuh dan wajah balita yang
mengalami marasmus perlahan menghilang.
Bukan
hanya itu, tulang penyokong tubuh pun akan tampak sangat kentara di bawah
kulit.
- Selain
itu, berikut beberapa gejala marasmus yang juga terjadi pada anak:
- Diare
kronis
- Infeksi
saluran pernapasan
- Terhambatnya
perkembangan intelektual
- Pertumbuhan
tubuh terganggu
- Rambut
rapuh dan mudah rontok
- Pusing
- Kulit
kering
Anak
yang mengalami kurang gizi kronis biasanya terlihat tua dan seolah tidak punya
energi untuk melakukan berbagai aktivitas.
Apa
penyebab marasmus?
Kurangnya
asupan nutrisi merupakan penyebab marasmus yang paling utama. Secara garis
besarnya, marasmus bisa terjadi pada anak yang tidak mendapatkan asupan nutrisi
yang cukup. Mulai dari kalori, karbohidrat, protein, serta beragam nutrisi
penting lainnya.
Beberapa
hal berikut ini bisa menjadi penyebab marasmus:
- Tidak
terpenuhinya kebutuhan nutrisi harian
- Makan
dalam porsi yang terlalu sedikit sehingga asupan nutrisi kurang optimal
- Memiliki
satu atau lebih kondisi kesehatan yang menyulitkan proses penyerapan
nutrisi di dalam tubuh
Perlu
diingat dan dipahami oleh para orangtua. Ketidakcukupan kebutuhan nutrisi
harian dan kondisi kesehatan tertentu, sebenarnya tidak serta-merta langsung
berujung pada marasmus.
Jika
kedua kondisi tersebut masih diimbangi dengan tersedianya kebutuhan kalori
harian, tentu rendah kemungkinannya untuk mengalami marasmus. Akan tetapi,
sebaliknya, kalau ternyata persediaan kalori tidak terpenuhi dengan baik,
marasmus bisa saja terjadi.
Risiko
marasmus biasanya mengintai para bayi yang mendapatkan ASI maupun susu formula
selama lebih dari 6 bulan, tapi tanpa disertai pemberian makanan padat.
Di
samping itu, bayi yang lahir prematur dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
juga memiliki kemungkinan mengalami gizi buruk.
Itu
sebabnya, penting bagi para orangtua untuk senantiasa memenuhi kebutuhan
nutrisi selama kehamilan dan tahun-tahun awal kehidupan anak. Dengan
begitu, asupan nutrisinya dapat terpenuhi sehingga mencegah kemungkinan
mengalami marasmus.
Apa
pengobatan untuk mengatasi marasmus?
Setelah
anak dipastikan mengalami marasmus, perawatan harus dilakukan sesegera mungkin.
Salah satu langkah utama yang bisa dilakukan dokter serta ahli gizi yakni
dengan memberikan susu formula F 75 yang dicampurkan bersama air matang.
Bukan
sembarang susu, karena di dalam susu tersebut terbuat dari campuran gula,
minyak sayur, dan kasein (protein susu). Setelah kondisinya cukup membaik,
dokter akan membuat rencana makan khusus untuk anak. Aturan
makan yang harus dijalani oleh anak dengan marasmus sebaiknya kaya akan
berbagai nutrisi, termasuk di dalamnya karbohidrat dan kalori.
Bahkan,
kebutuhan kalori anak yang mengalami marasmus cenderung lebih tinggi ketimbang
anak-anak lain seusianya. Dalam
kasus lain, tubuh anak bisa saja kesulitan dalam mencerna makanan karena sudah
kehilangan terlalu banyak lemak dan jaringan tubuh.
Oleh
karena itu, dokter dapat menanganinya dengan menyediakan makanan dalam porsi
kecil, yang biasanya dialirkan melalui selang makanan melewati hidung. Selanjutnya,
selang tersebut akan langsung masuk kedalam lambung. Selain itu, jika anak juga
mengalami dehidrasi, maka akan diberikan cairan infus ke tubuhnya.
Jika
kondisi balita dengan gizi buruk disertai dengan infeksi, mungkin dibutuhkan
pengobatan tambahan. Pemberian antibiotik maupun jenis obat-obatan lainnya biasanya
diresepkan sesuai kondisi yang dimiliki balita.
Kwashiorkor
Kwashiorkor
adalah kondisi kekurangan gizi yang penyebab utamanya karena rendahnya asupan
protein. Berbeda dengan marasmus yang yang mengalami penurunan berat badan,
kwashiorkor tidak demikian.
Gizi
buruk karena kwashiorkor membuat tubuh balita membengkak karena mengalami
penumpukan cairan (edema). Itu
sebabnya, meski telah kehilangan massa otot dan lemak tubuh, anak dengan
khwarshiorkor tidak mengalami penurunan berat badan yang drastis.
Apa
saja gejala kwashiorkor?
Salah
satu ciri utama yang menandakan balita mengalami gizi buruk tipe kwashiorkor,
yakni tubuhnya yang terlihat sangat kurus. Berbagai gejala kwashiorkor pada
anak meliputi:
- Kehilangan
massa otot dan jaringan lemak
- Kehilangan
selera makan
- Warna
serta tekstur kulit dan rambut berubah
- Kelelahan
parah
- Diare
- Pertumbuhan
tubuh terhambat
- Edema
(pembengkakan) di bagian tungkai bawah, kaki, lengan, tangan, serta wajah
- Terganggunya
sistem kekebalan tubuh, sehingga sering menimbulkan infeksi
- Mudah
marah
- Ruam
dan bersisik pada kulit
- Bekas
jari menetap pada kulit setelah ditekan
- Meski
sebenarnya bertubuh kurus, tak jarang kondisi kwashiorkor bisa membuat
anak tampak gemuk bahkan normal. Sebenarnya ini bukanlah kondisi normal
yang sesungguhnya.
Adanya
pembengkakan atau edema yang terjadi di beberapa bagian tubuhlah yang kemudian
seolah menggantikan hilangnya jaringan lemak dan massa otot. Padahal aslinya,
tubuh anak dengan kwashiorkor sangat kurus dan hanya berisi cairan.
Apa
penyebab kwashiorkor?
Kwashiorkor
paling umum terjadi pada anak-anak di bawah usia 4 tahun. Penyebab gizi buruk
tipe kwashiorkor adalah karena tubuh balita kekurangan asupan protein yang
didapat dari sumber makanan harian.
Normalnya,
setiap sel di dalam tubuh seharusnya mengandung protein yang dibutuhkan untuk
memproduksi sekaligus memperbaiki sel yang rusak. Itulah alasan mengapa fungsi
tubuh dapat terganggu jika kekurangan asupan protein. Bahkan, hingga membuat
anak-anak mengalami kwashiorkor.
Kondisi
gizi buruk karena kwashiorkor bisa terjadi negara-negara, khususnya di daerah
dengan kasus kelaparan yang tinggi akibat kurangnya pasokan makanan.
Di
sisi lain, minimnya pengetahuan seputar kebutuhan gizi secara tidak langsung
juga turut memiliki andil sebagai penyebab kwashiorkor.
Apa
pengobatan untuk mengatasi kwashiorkor?
Menangani
balita yang mengalami kwashiorkor tidak bisa dilakukan hanya dengan asal
memberikan makanan saja. Sebaiknya perhatikan juga zat gizi yang terkandung di
dalam makanan tersebut.
Penting
untuk memberikan lebih banyak makanan sumber protein dan kalori guna memenuhi
kebutuhan zat gizi yang tidak tercukupi.
Awalnya,
dokter dan ahli gizi biasanya menyarankan pemberian susu formula khusus F 75.
Kemudian dilanjutkan dengan memberikan makanan sumber kalori dalam bentuk
karbohidrat, gula, maupun lemak. Selang beberapa waktu setelahnya, anak baru
akan diberikan makanan tinggi protein.
Penting
untuk diperhatikan bagi para orangtua. Balita yang mengalami gizi buruk,
terlebih kwashiorkor, harus didekatkan secara perlahan dengan beragam makanan
guna memulihkan kondisinya.
Pasalnya,
tubuh anak butuh penyesuaian kembali karena telah lama kehilangan nutrisi
tertentu. Alih-alih mempercepat proses pengobatan, terlalu banyak dan terlalu
sering memberikan makanan justru dapat mengagetkan sistem pencernaannya.
Jika
diperlukan, dokter juga dapat merekomendasikan pemberian suplemen vitamin dan
mineral harian, tergantung kondisi dan kebutuhan anak.
Marasmik-kwashiorkor
Sesuai
dengan namanya, marasmik-kwashiorkor adalah bentuk lain dari gizi buruk pada
balita yang menggabungan kondisi dan gejala antara marasmus dan kwashiorkor.
Kondisi
gizi buruk ini ditentukan dengan indikator berat badan balita berdasarkan usia
(BB/U) kurang dari 60 persen baku median WHO.
Apa
saja gejala marasmik-kwashiorkor?
Anak
yang mengalami marasmik-kwashiorkor memiliki beberapa ciri utama, seperti:
- Bertubuh
sangat kurus
- Menunjukkan
tanda-tanda tubuh kurus (wasting) di beberapa bagian tubuh, misalnya
hilangnya jaringan dan massa otot, serta tulang yang langsung kentara pada
kulit seolah tidak terlapisi oleh daging.
- Mengalami
penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh.
- Namun,
tidak seperti kwashiorkor yang mengalami pembengkakan pada perut, adanya
edema pada anak dengan marasmus dan kwashiorkor sekaligus, biasanya tidak
terlalu mencolok.
Bukan
hanya itu saja, berat badan anak yang mengamai marasmus dan kwashiorkor
sekaligus biasanya berada di bawah 60 persen dari berat normal di usia
tersebut.
Apa
penyebab marasmik-kwashiorkor?
Oleh
karena marasmik-kwashiorkor merupakan kondisi yang menggabungkan antara maramus
dan kwashiorkor, tentu penyebabnya pun demikian.
Secara
garis besarnya, marasmik-kwashiorkor dikarenakan anak kekurangan asupan
zat gizi tertentu. Dalam hal ini meliputi kalori dan protein.
Apa
pengobatan untuk mengatasi marasmik-kwashiorkor?
Secara
umum, sebenarnya pengobatan yang bisa dilakukan untuk balita gizi buruk dengan
marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan dari dua kondisi sebelumnya. Di
antaranya meliputi pemberian susu formula khusus serta pengaturan asupan
makanan harian.
Kesimpulan
Kekurangan protein dan kalori banyak menimpa balita di
Indonesia, akibat yang sangat merugikan dari efek ini adalah semakin tingginya
angka gizi buruk di Indonesia, menurunnya kesehatan anak, tidak maksimalnya
pertumbuhan anak dan lain-lain, yuk kita sama-sama perhatikan asupan gizi anak
agar terhindar dari gizi buruk, gizi yang baik tidak harus mahal.
Emoticon